Terima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi atas terselenggaranya Reuni Patbhe-1979 tahun 2009, terima kasih pula kepada teman-teman yang belum berkesempatan datang atas do'a kalian sehingga acara dapat berjalan dengan lancarBlog ini dimaksudkan sebagai sarana untuk "ngumpulne balung pisah" diantara alumni SMA 4Bhe Yogyakarta yang masuk tahun 1976 dan atau yang lulus tahun 1979

Kamis, Oktober 23, 2008

Pertemuan Hanamasa (Bagian 2 - habis)


Lanjutan.....
Basuki sempat kasih "nasehat" sama Yuni...,"Yun...ojo suwe-suwe cedhak Kananto, mengko lamb**ne melu-melu rusak ketularan Kananto..!!". Acara berikutnya adalah buka-buka-an...lho kok parno gitu ?!, iya maksudnya Yuni mulai membuka oleh-oleh dokumentasi reuni, ...ada yang berupa foto cetakan, CD foto dan CD film. Kami buka satu-per-satu dokumentasi itu, kebetulan Barjono bawa laptop, .... habis buka CD foto, kemudian buka CD film tempoe doeloe dan film dokumenter reuni. Selesai mutar CD, semua bawaan Yuni dibagikan ke teman-teman sampai habis, walaupun ada juga yang kebagian. Tapi bagi yang nggak kebagian foto/film tempoe doeloe/film dokumentasi masih bisa di-download di blog patbhe-1979.(Yun.....!!, siapa saja yang kemarin ambil CD dicatat ya..?, ...etungane mburi wae)

Di tengah acara ini, muncul Angga...., jago-ne Yuni hasil kolaborasinya dengan rekan kita almarhum Teguh Widodo (wajahnya persis alm.Teguh), Angga dalam rangka jemput ibunda tercinta. Angga langsung didaulat untuk acara potret-memotret pakai kamera HP, ....maklum, dalam acara non resmi seperti ini mana sempat mikirin bawa tustel, ....yang penting ketemuan saja dan kangen-kangenan. Tak ada rotan, akarpun jadi, ...kamera HP-nya Yuni berfungsi sebagai tustel, hasilnya seperti gambar di blog ini. HP berkamera punya Andi Zaenal dan Wiratno juga nggak mau kalah, lagi-lagi Angga jadi tukang jepret....

Ngobrol-ngobrol selanjutnya sudah mulai "nggenah" dari pada sebelumnya yang penuh dengan "kekerasan" suaranya Kananto. Beberapa materi serius mulai diomongkan :
1. Periode Reuni : mayoritas teman usul 2 tahun lagi atau tahun 2010, waktu H + 3
2. Di reuni y.a.d ada kewajiban "nyangking" 2 teman yang kemarin belum ikut (ALUMNI GET ALUMNI)
3. Disamping reuni 2 tahunan, secara parsial dan insidentil bisa saja dilakukan acara ketemuan spontanitas, misalnya jika ada "priyayi Yogya" mau ke Jakarta, hubungi saja kita-kita yang berada di Jakarta..., yang ada waktu bisa bergabung. Sebaliknya jika ada "eksekutif-eksekutif" dari Jakarta mau ke Yogya, teman-teman di Yogya yg jadi tuan rumah. Mau diajak ke Gembira Loka (madhakne rupo), utowo ning gudheg Yu Jum lor selokan Mataram,... utowo bakmi Kadin, utowo cukup ning angkringan stasiun Tugu .....monggo kemawon !!!. Untuk acara-acara dadakan semacam itu Osso' usul pakai sistem saweran (urunan), kita semua setuju.
4. Untuk Program Peduli Alumni yang akan diadakan bulan April 2009, prinsip kita siap mendukung. Khusus untuk komunitas patbhe-1979, kita usul ada upaya mencari teman-teman yang kurang beruntung, barangkali sebagian dari rezeki kita bisa membantu meringankan mereka.
5. Karena jumlah alumni patbhe-1979 di Jakarta cukup banyak, perlu ditunjuk semacam "Lurah" untuk mengkoordinirnya. Teman-teman menunjuk Barjono sebagai "Lurah tanpa SK Gubernur DKI",... apakah ini sudah mewakili suara komunitas patbhe-1979 Jakarta...?!, ...Wallahu a'lam, ...wong namanya saja spontanitas.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00,...sebagian sudah pada "angop" kekenyangan dan kecapekan, kami akhirnya berpisah lagi malam itu tapi tetap "keep in contact". Satu lagi momen sillaturrahim antar anak manusia yang telah berpisah selama 30 tahun menjadi bukti kekuatan ikatan kekeluargaan yang telah ditanamkan 30 tahun yang lalu...!!!!

BRAVO PATBHE-1979
Subarjono (Lurah Jakarta tanpa SK Gubernur DKI)

Minggu, Oktober 19, 2008

Pertemuan Hanamasa, 15 Oktober 2008 (bagian 1)

(Andi Zaenal, Wiratno, Osso', Yuni, Barjono, Basuki, Abdurrahman, Kananto/jongkok)
Pertemuan ini diawali dengan rencana kedatangan Yuni untuk suatu urusan dinas di Kota Jakarta tanggal 15 Oktober 2008. Tapi, bukan namanya Yuni kalau tidak bisa memanfaatkan acara dinasnya di Jakarta. Acara dinas Yuni tersebut akhirnya di-tunggangi/diboncengi dengan acara lain, yaitu mau menyerahkan seonggok dokumentasi reuni kepada Lurah Jakarta bernama Barjono (kapan yo diangkat jadi lurah sama Gubernur Fauzi Bowo...?), untuk di-upload di blog ini maupun di milis seperti yang sekarang sudah bisa dinikmati semua rekan-rekan di manapun berada.
-----
Beberapa hari sebelum pertemuan, Yuni menghubungi Barjono kalau mau ada acara dinas di Jakarta. Ya sudah....!! bak gayung bersambut mereka sepakat untuk bikin acara di Jakarta. Dengan model komunikasi jaman dulu yang bernama "gethok tular", akhirnya teman-teman yang berdomisili di Jakarta (tentunya yang tahu nomer hp-nya) dihubungi satu-per-satu. Terkumpullah nama-nama beken di Jakarta, Basuki (sang Dirjen yang terkenal sekali ketika dulu di SMA 4Bhe menganut aliran "ONE BOOK, ONE SHOE, ONE CLOTH",...he..he....., nyuwun sewu nggih pak Dirjen..!!, beliau mau datang setelah selesai rapat penting di kantornya, ...emangnya ada ya rapat yang nggak penting..??), Agus "Christian" Sugiono (kegantengannya sekarang ditiru sama artis Christian Sugiono, dia sekarang menjadi boss pemasaran di salah satu perusahaan jasa konstruksi nasional), Kananto (kalau Brazil punya Ronaldo yang bergelar "The Phenomenon", barangkali Kananto "The Phenomenon"-nya IPA ya... ?, beliau jadi dosen di sebuah PTS), Abdurrahman (kalau lupa dengan beliau, ... barangkali ingat dengan panggilan "kecil"-nya ketika di SMA, yaitu "Onta", ... beliau punya hidung yang paling mancung di SMA 4Bhe) dan Prima Evita (dokter kecil yang dulu salah satu anggota 'geng motor' INTIYUCYTA..., mantan boss di sebuah RS di Jakarta).Berita rencana pertemuan yang diekspose di milis akhirnya "bocor" juga ke teman-teman lain. Menjelang hari H, ada kesediaan bergabung dari Unggul Santoso Koediono (panggilannya nge-"pop"-nya Osso', si ganteng yang pinter nyanyi keroncong, jaman dulu sama Bu Heru kalau bicara sudah cas-cis-cus pakai "coro" Inggris, sekarang jadi bussinesman yg sering kluyuran di negeri jiran dan sekitarnya), Wiratno (geologist satu ini dulu termasuk pendiam, tetapi sekarang sudah jadi boss tambang nikel di Maluku Utara sana...), Andi Zaenal (asli dari Makassar, ke-"katrok"-annya berbahasa Jawa sering dimanfaatkan rekan-rekannya yang usil dengan disuruh memperkenalkan dirinya sebagai "kulo segawon", tapi arsitek satu ini yang gelar akademiknya "kebak ngarep mburi" sekarang menjadi boss di Kementerian Perumahan Rakyat dan Indogreen Group).
-----
Beberapa hari menjelang hari H, Agus "Christian" Sugiono memberitahu Yuni kalau pada hari itu ada acara rapat mendadak di kantornya. Prima Evita juga begitu, ada acara ke luar kota. Kebetulan mereka berdua hari itu ulang tahun, jadi pas banget sama acara yang akan kita bikin. Tapi, ya sudahlah...., manusia hanya bisa merencanakan, Allah SWT yang menentukan. Yuni dan Barjono memutuskan "the show must go on" karena ada rasa kerinduan dengan rekan-rekan yang tidak sempat ikut reuni.
-----
Dengan pertimbangan lokasi "mangkalnya" Yuni di Jakarta (sekitar Jl.Pos Pengumben) dan kantornya Barjono (di daerah Cawang) maupun rumah Kananto daerah Rawamangun) yang lumayan berjauhan, akhirnya dipilih "meeting point"-nya di daerah Blok M, tepatnya RM Hanamasa di Jalan Mahakam, sebuah rumah makan gaya Jepang (Dyah Probowati pernah komentar mengenai Hanamasa, ....wong bahannya disuruh ngambil sendiri, ngrebus sendiri, bakar sendiri, kok mahal ya....??).
-----
Pada hari H dan mendekati jam J, teman-teman yang akan ketemu (Yuni, Barjono, Kananto, Abdurrahman, Basuki, Unggul Santosa/Osso', Wiratno dan Andi Zaenal) semakin berdebar-debar. Osso', Andi Zaenal dan Abdurrahman tidak ikut reuni, mereka juga sudah 30 tahun tidak pernah ketemu sama teman SMA-nya. Kami-kami ini janjian ketemuan di Hanamasa setelah maghrib.
-----
Yang pertama kali datang di Hanamasa adalah Yuni,...Yuni clingak clinguk belum ada teman yang datang, ..akhirnya diputuskan shalat Maghrib duluan. Sementara teman-teman masih "on the way" dan ada yang tersendat karena macet. Kananto ngampiri Barjono di daerah Cawang, kemudian ngampiri "Onta" di daerah Kemang. Di rumah "Onta", Kananto dan Barjono numpang shalat Maghrib, setelah shalat Maghrib masih coba menghubungi Eddy Nurcahyo untuk bergabung... tapi dia nggak bisa karena sedang dalam perjalanan ke rumah yg arahnya justru menjauhi "meeting point". Datang setelah Yuni adalah Osso', begitu landing di Cengkareng (dari negeri jiran) langsung menuju Hanamasa. Wuiiih...., kedatangan Osso' bikin heboh Yuni, mereka langsung "bertabrakan" dengan sengaja, maklum sudah 30 tahun ora ketemu. Kemudian muncul Basuki,....bapak Dirjen yang satu ini semakin semangat ikut ketemuan gara-gara dengar kalau "Onta" mau datang, sampai dibela-belain rapat dinasnya dipersingkat supaya segera bisa ketemu Abdurrahman alias "Onta". Tidak berapa lama setelah Basuki, muncul Andi Zaenal. Berikutnya muncul Barjono, Kananto dan Onta, .......bagaikan bumi bergetar, kami semua berpelukan,....haru bercampur sueneeengng banget..!!!!. Tidak sadar bahwa kami menjadi perhatian orang-orang karena hebohnya, ....tahu sendiri kalau Kananto suaranya menggelegar, yang lain juga sama saja "kemrecek" kayak burung kutilang karena sudah 30 tahun nggak ketemu. Berikutnya datanglah Wiratno, ...sehingga genaplah kami 8 orang.
-----
Karena merasa tidak enak dengan tamu-tamu lain, kami pindah meja di lokasi yang agak "mojok" posisinya sehingga obrolan lebih gayeng tanpa banyak menganggu tamu lain. Selama proses pindah ke meja lain kami isi dengan obrolan ngalor-ngidul khas orang yang sudah puluhan tahun nggak ketemu. Pertanyaan-pertanyaan khas seperti, "anakmu piro, sekolah ning endi wae", "kerjomu ning endi","omahmu ning endi","selama iki ngilang ning endi wae","bisnismu opo wae", dll ('ndilalah'-nya tidak ada yang tanya "bojomu piro"),...sudah sangat akrab di mulut kita ketika bertemu dengan sahabat yang sudah lama berpisah.
-----
Sampai di meja baru yang posisinya "mojok", omongan ngalor-ngidul-ngetan-ngulon berlanjut...bahkan tampak lebih gayeng sampai-sampai tak satupun yang mulai untuk memilih bahan makanan, bikin Shabu-Shabu atau Yakiniku padahal kita sudah di kursi masing-masing. Hanya minuman saja yang sempat dipesan ke "geisha-geisha" lokal. Yuni melihat ada "kompor" listrik dan barang seperti "rice cooker" teronggok di atas meja "nggumun", "katrok" dan "ndeso"-ne kumat lagi. Begitu "alarm" di perut sudah bunyi, satu-per-satu pada ngambil makanan untuk dibakar atau direbus.
-----
Obrolan dilanjutkan....., Kananto, seperti sudah tahu semua....orangnya "braokan", dalam pertemuan ini seolah-olah dia menemukan kembali "jati diri" Kananto yang asli seperti 30 tahun yang lalu. Kenapa ...??, selama ini dia tidak menemukan orang-orang seperti teman-teman di SMA dulu yang bisa mengikuti alur polah tingkahe Kananto, baik ketika kuliah maupun kerja. Kananto sempat cerita kejadian di reuni ketika ketemu Basuki,...setelah kangen-kangenan ngobrol cas-cis-cus sama Basuki. Begitu Basuki mengeluarkan kartu nama,....Kananto bengong kayak "kethek ketulup"."Haaaahh..!!!,.....sampeyan saiki dadi Dirjen to...?".(Tidak ada yang kasih tahu Kananto sebelumnya mengenai karir Basuki). Cocok kalau Kananto dijuluki "the phenomenon" malam itu,...gaya bicaranya yg "gobras-gabrus",ceplas-ceplos, rada saru sethihik bikin Yuni "mesam-mesem", terutama cerita ketika camping dulu (di Sanden, kelas 1 kalau tidak salah)....Kananto katanya tidak "greng" sama sekali meskipun duduk ndempet Yuni,...Barjono nyletuk, "Memang bener Kananto nggak greng tapi glek...glek...glek...!!" (kayak komik-nya Djair saja), semuanya pada ketawa.
Bersambung.....!!!!

Kamis, Oktober 16, 2008

Dokumentasi Reuni Perdana


Yogyakarta, 3 Oktober 2008

Foto-foto lainnya silahkan didownload di :

dan

Tayangan tempoe doeloe.........

Sabtu, Oktober 11, 2008

Euforia di milis

Sudah kira-kira sebulan ini teman-teman melakukan komunikasi satu sama lain via email, dimulai dari segelintir orang seperti Wahyuni, Dyah Probowati, Subarjono, Agus Sugiono, Stevanus Ary, yang intinya mengenai persiapan reuni. Sekarang komunitas email sudah berkembang menjadi 29 orang. Ada yang aktif sekali, setengah aktif sampai yang statusnya tiarap (sampai sekarang belum menyapa teman-teman, tapi mudah-mudahan sudah dibaca). Ada yang email address-nya punya sendiri, ada yang punya anaknya (kelihatan lho ...dari alamat email-nya).
Kalau dilihat dari inbox penulis, jumlah lalu lintas email dalam sebulan mencapai 200 buah (lihat gambar di atas), .... suatu jumlah yang lumayan besar untuk suatu komunitas yang baru. Artinya apa ..... ??? Ada suatu euforia di antara kita yang sudah 30 tahun ini tidak ketemu, yaitu euforia untuk saling menyapa. Kita tidak harapkan euforia ini tanpa makna, tanpa isi, tanpa ruh sehingga mudah menghilang dari ingatan kita.
Di jaman sekarang ini, kita tidak mungkin bisa saling berjabat tangan, bertemu pandang dan berbicara langsung sesering dulu, . . . . . perlu adanya jembatan atau perekat baru kita di dalam bertegur sapa. Untuk itulah, milis dan blog ini hadir ada di antara kita . . . . . . . . . . .
Putarlah lagu Kemesraan dari Iwan Fals, atau lagu Arti Sahabat dari Nidji di bawah ini, untuk sekedar mengingatkan kita betapa pentingnya sebuah kemesraan dan persahabatan di antara keluarga besar yang bernama Alumni Patbhe-1979. (Klik "Play")
(Untuk memutar lagu tersebut diperlukan program Macromedia Flash Player, bagi yang belum punya, download ActiveX Control untuk Macromedia Flash Player disini, setelah itu jalankan aplikasinya)





Jumat, Oktober 10, 2008

Ngumpulne Balung Pisah


Ngumpulne balung pisah merupakan ungkapan bahasa Jawa yang terjemahannya "mengumpulkan tulang-tulang yang terpisah". Tetapi makna dari ngumpulne balung pisah adalah menyatukan kembali keluarga, teman atau pun kelompok tertentu yang sudah terpisahkan baik oleh waktu, jarak maupun kondisi yang berbeda.

Di dalam tradisi keluarga Jawa, ngumpulne balung pisah biasanya diejawantahkan dengan cara membuat ikatan perjodohan (saling menjodohkan) di antara anak-anak mereka yang berasal dari keluarga jauh (misalnya keturunan ke 3 atau ke 4 dan seterusnya). Dengan adanya ikatan perkawinan di antara anak-anak mereka, mereka merasa dan menganggap bahwa balung yang terpisah sudah dipersatukan kembali sehingga membangun keakraban baru di antara keluarga jauh tetapi berasal dari satu garis keturunan.

Filosofi ngumpulne balung pisah tetap relevan untuk diterapkan untuk semua orang, semua komunitas, organisasi dan lain sebagainya, termasuk alumni 4Bhe lulusan 1979.

Blog ini adalah sebuah obsesi, obsesi kecil dan sederhana untuk sekedar bisa kembali berkomunikasi diantara sesama anggota keluarga yang sudah tersebar dan terputus benang persahabatan. Nostalgia lama tentang sebuah harmoni persahabatan selalu saja mengusik untuk kembali menghidupkan “rumah penampungan” yang kita sebut SMA 4Bhe, Jalan Kridosono, Yogyakarta. Ini adalah sebuah semangat untuk membangun kembali keakraban. Selalu saja terlintas dalam hampir setiap benak orang-orang yang pernah menghidupkan api semangat persahabatan untuk kembali membangun sebuah keluarga yang harmoni, keluarga Alumni Patbhe-1979.
Blog ini adalah sebuah persembahan, persembahan yang barangkali tidak begitu berarti. Tapi bagi kita ini bisa memberi sebuah semangat, api kecil yang mengalir dalam darah, menyeruak ke pembuluh nadi dan menggerakkan saraf tubuh untuk kembali menjabat orang-orang yang terpayungi dalam satu korps yang bernama Alumni Patbhe-1979. Sebuah korps yang seharusnya membuat kita bangga karena dapat bersatu kembali setelah 30 tahun berpisah.
Blog ini adalah sebuah mimpi, mimpi untuk kembali merajut “benang-benang asmara” diantara Patbhe-1979ers yang saat ini tersebar di seluruh bumi Indonesia, bahkan di negara lain. Batas-batas yang tak mungkin terlewati secara fisik karena banyak keterbatasan, menjadi tidak berarti dengan blog ini. Sebuah ikatan dapat terjalin kembali dengan sangat mudah dan kuat melalui media yang tak pernah tidur ini.

Reuni Perdana (6 - Habis)

Pak Coyo, beliau adalah guru Biologi, sampai sekarang Alhamdulillah kondisinya masih segar bugar walaupun sudah "ngunduri sepuh". Kalau kita boleh flash back sebentar mengenang beliau, banyak teman-teman IPA yang dulu gemetaran setiap beliau masuk kelas; apalagi kalau pas mau ulangan. Gaya mengajar beliau yang "setengah cuek" tetapi konsisten telah membentuk image beliau sebagai guru yang tegas dan berwibawa, tapi asumsi ini hanya berlaku bagi teman-teman yang menyukai pelajaran Biologi. Bagi teman-teman yang tidak menyukai pelajaran Biologi, barangkali beliau termasuk sosok yang menakutkan (....maafkan Pak Coyo kalau muridmu ini lancang). Di bawah ini foto beliau dengan Erizal Sodikin Murod, teman kita dari Palembang yang menjadi atase pertanian di negerinya Alessandro Del Piero sana. Kita do'akan beliau supaya tetap segar bugar dan penuh limpahan rahmat dari Yang Maha Kuasa. Amin

Dan ini reportase Dyah Probowati yang terakhir.......

Hari sudah sore menjelang senja, tetapi sebetulnya belum ada yang mau beranjak pulang, .. memang ada beberapa yang sudah mendahului pulang disebabkan karena ada acara keluarga yang lebih penting. Ibu Heru dan Ibu Emi sudah mendahului pulang, Basuki juga sudah beranjak karena harus ke Cilacap menghadiri perkawinan saudaranya, dan Akhsin yang datang dengan keluarga langsung dari Nganjuk juga sudah meninggalkan tempat berhubung ibu Akhsin ada acara di Purwokerto.

Acara terakhir adalah IKRAR HALAL BIL HALAL KELUARGA BESAR ALUMNI SMA N 4 B ANGKATAN 1979 BERSAMA BAPAK/IBU GURU yang dipimpin oleh Herwanto. Herwanto ini sekarang dinas di Trantib Pemda DIY, yang kemana-mana selalu menenteng Handy Talky .. siap selalu menerima tugas dari juragannya ( .. Inget ya Her, kalo mengusir PKL jangan serem-serem ....) .....

IKRAR SYAWALAN :

”Dengan mengharap ridho, rahmat dan ampunan Allah SWT, kami yang hadir di tempat ini menyadari dengan sepenuh hati bahwa pada hari ini, dengan penuh rasa keikhlasan untuk saling memaafkan dan menghalalkan semua dosa, kesalahan dan kekhilafan, baik perkataan dan perbuatan baik yang sengaja maupun tidak sengaja, baik lahir maupun batin, bersama ini pula kami akan tetap melestarikan tali silaturahmi keluarga besar alumni SMA N 4 B Yogyakarta, khususnya angkatan tahun 1979. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan, rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin".

Selesai berikrar, kami semua mulai dari guru satu persatu bersalaman hingga semua alumni ikut bersalam salam bermaaf maafan ...

”SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429H, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Satu persatu baik guru maupun alumni keluar ruangan satu persatu untuk menerima bingkisan berupa sebuah Mug Cantik bergambar Tugu dan simbol Alumni 79 dari Panitia, serta satu tas kecil sponsor dari rekan kita yang tidak bisa hadir yaitu Stevanus Ary Subyaktiarto berisi produk dari BUMAS, Coconut Cream Atau Santan Kelapa Murni yang punya keistimewaan tanpa bahan pengawet, bebas kolesterol, tanpa pengental dan 100% homogen-tidak memisah, CS : 021-56969501.

..... rasa sayang, rasa cinta tidak dapat diketahui kedalamannya sampai pada saat perpisahan .... (Khahlil Gibran).
Inilah yang terjadi, bahwa ternyata selama kita bersama selama 3 tahun di SMA 4 Bhe dengan segala suka dan duka, sedih dan gembira, tawa dan tangis, marah dan benci serta kenakalan-kenakalan yang ada ... kemudian berpisah selama hampir 30 tahun, dan baru tanggal 3 Oktober 2008 bertemu ... betul-betul rasa sayang rasa cinta antar teman .. sangat .. sangat terasa berat pada saat akan berpisah...

Menjelang senja, kita mulai harus berpisah .. tetapi di tempat parkir kita masih saling berdiri, bercanda, ngobrol kesana kemari .... beberapa teman dengan berat hati harus meninggalkan tempat tersebut ..tapi masih banyak juga yang masih saling tunggu .. dan akhirnya ada beberapa teman yang melanjutkan pertemuannya sampai malam .. juga ada yang pulang dahulu dan dilanjutkan malam harinya sebelum betul-betul berpisah untuk kembali melanjutkan kehidupan pribadi masing-masing ....

Selamat jalan teman ... hati-hati di jalan, selamat sampai tujuan ....... dan semoga Tuhan masih mempertemukan kita dalam kondisi yang semuanya lebih baik lagi ...........

.... Dengan berat hati juga, malam ini kuakhiri berita Syawalan dan Reuni 4Bhe’79 .........
.... Mohon maaf kalau seandainya ada kata-kata dalam penulisan tersebut diatas yang menyinggung perasaan teman-teman semua ... sekali lagi mohon maaf ....

.... Sampai ketemu ...

.... Salam buat Keluarga semua,

Dyah Probowati

Kamis, Oktober 09, 2008

Reuni Perdana (5)


Ada teman kita yang sangat bersemangat sekali ikut reuni, yaitu Unggul Santosa Koediono, rumahnya di Kotabaru, pinter nyanyi keroncong. Saya katakan sangat bersemangat indikasinya adalah dari jumlah email-nya di milis yang mungkin paling buanyaaakkk dalam rangka merespon reuni ini dengan sangat antusias. Sayang sekali beliau sedang melakukan business trip ke Singapore dan Kualalumpur sehingga nggak bisa datang.

Berikut lanjutan reportase Dyah Probowati......

Setelah obral bingkisan atau doorprice, acara dilanjutkan dengan nyanyi-menyanyi. Biduanita kita tempo dulu jaman SMA menyanyi dengan suara yang masih sangat merdu dan ternyata memang tidak hanya ”piawai” bermain keyboard aja ... siapa dia ... semua orang juga sudah kenal .. siapa lagi kalau bukan Elza Ismail. Ketua Panitiapun juga tidak mau kalah untuk unjuk kebolehan menyanyi ... dengan gaya agak ke”Elvis Presley”2an Rio membawakan lagunya orang ’bule” .. wah, pokoknya seru tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan yang makin bergelora .... (kapan ya diadakan patbhe’79 Ideot ... eh keliru .. patbhe’79 Idol maksudnya ??!!!) ...

Acara tidak sampai disitu saja, acara yang ini kayaknya yang ditunggu-tunggu banyak orang ... apaan tuch .... ooooh ternyata dangdutan.
Dengan lagu ”Terajana”nya Haji Rhoma Irama yang dinyanyikan 2 MC cantik, ternyata banyak juga yang langsung meninggalkan kursi untuk bergabung menggoyang panggung .. Mulai dari alumni sampai guru-gurupun darahnya semakin menghangat bahkan memanas .. keringat mulai pada bercucuran, inipun tidak menjadi halangan untuk tetap bergoyang mulai dari menari dangdut yang seperti ular kepanasan, cha-cha dut sampai yang hanya tepuk-tepuk tangan. Sebetulnya semua ingin ikut berdangdut ria, tetapi berhubung panggung yang sempit banyak juga yang hanya menonton dari kursi masing-masing tetapi tangan dan kakipun tetap ikut bergoyang menyesuaikan irama musik dangdut. Lucy, Susi, Yuni, Anna, Elza, Pak Prabowo, pak Yatno, Pak Fikri, Eddy Susilo, Barjono ... dll, wah susah mengingatnya lagi .. pokoknya lebih banyak lagi yang ikut bergoyang dangdut, kecuali nanti kalo film dan foto dokumentasinya sudah jadi, baru bisa dilihat siapa-siapa yang berdangdutnya yang mulai dari yang ”kalem”, yang ”1/2 hot” , yang ”hot” sampai yang ”hot sekali” .... (kapan-kapan kalo ada acara lagi, panggung sempit harus menjadi perhatian panitia nich .. karena walau para alumni banyak yang berwajah ”rock” tetapi ternyata mentalnya tetap ”dangdut” .. he..he ..jangan marah yaaa ... itu musik kita koq .. daripada selak di ”paten”kan oleh orang lain).

Dari acara “berdangdut ria” , ada alumni yang tidak kalah senangnya, walaupun dia tidak ikut ”berdangdut ria” tetapi lari kesana-kemari, agak membungkuk, ”jinjit” dll ..bergaya bak ”fotographer profesional” adalah adikku tersayang Wuriyanto Marso .. (sayang ya Wur, papi mami & kakak kita ga ada ..si”papi” jauh di negeri orang, ga mau komentar juga di sini .. si ”mami” berlebaran di pulau seberang dan si”kakak” mudik terima lamaran ... ooh nasib) . ... Untuk mengingat Wuriyanto Marso dia kecil, badan sekarang agak gendut dikit (maklum .. orang pajak .. kalau gak gendut ..”apa kata dunia!!!” ), wajah selalu tersenyum dan senyumnya manis sekali semanis orangnya yang hitam manis (.. tapi kalau manisnya hilang .. tinggal hitamnya, gimana ya Wur ?? .. Jelek ’kali ya ..he..he..)

Acara Penayangan Foto Kuno, juga tidak kalah menariknya ... wajah-wajah ”ndiwek” (pinjem istilahnya pelawak Asmuni srimulat) muncul satu persatu dalam bentuk potongan wajah : Ari Gunawan, Jarot, Eko Nur Asmoro, Doddy Widyananda, Ary Subyaktiarto, Isnawan, Priyo Tamtomo, Oso’, Zulfikar, Yuni Pri, Nur Subiyanto, Kananto, Ita Prima, Decky (namanya?), Indri, Retno, Wiwiek Widanayati, Susi, Nining, Dany Farlas, Dwi Astuti, Sentot, Rachman, Lucy, Tiwi, Yuni, Tony Rifiyanto, Retno Bendi, Rio, Hartoko ...( wealah, Dyah koq ga ada yaaa .... tidak berwajah ”ndiwek” sajak-e ..he..he.. ngalem awake dewe, soale ga ada yang ngalem). Kemudian fotofoto bersama al. Foto Upacara pake pakaian coklat-coklat, Lomba Paduan suara, kartinian, foto perspisahan dan foto lomba folksong antar kelas. Dengan iringan lagu ”nostalgia SMA”nya Paramitha Rusady menambah suasana berubah betul-betul menjadi seperti tahun tujuh-puluhan. Kemudian dilanjutkan klip kondisi Jogjakarta, mulai dari stasiun Tugu, Tugu, SMA 4 Bhe ( .. yang sekarang jadi SMA N 3) di Kridosono, sepanjang malioboro dan Gunung Merapi dengan iringan lagu ”Jogjakarta”nya KLA Project. ..... Wah, betul-betul kita merasa dibawa kembali ke jaman waktu masih remaja masih sekolah di SMA. Seperti syar lagu ”Nostalgia SMA”nya Paramitha Rusady, dibawah :

NOSTALGIA SMA

Kau bercanda lucunya ..
yang lainpun tertawa
Seakan saja cerita dan canda kita tiada habisnya ..

Ada yang saling cinta ..
bermesra di sekolah
Slalu berdua berjalan di sela-sela rumput sekolah kita..

Oh indahnya ..

Nostalgia SMA kita
Indah lucu banyak cerita
Masa-masa remaja ceria masa paling indah

Nostalgia SMA kita
Tak kan hilang begitu saja
Walau kini kita berddua menyusuri cinta ...

(lagu ini dapat didownload lewat Youtube)

Semua ini adalah karya Yogi, putra ke 2 dari pasangan Yuni dengan Teguh Widodo, yang pada waktu acara syawalan dan reuni dia paling sibuk nenteng Handycam untuk mengabadikan sepak terjang dari rekan-rekan 4Bhe-79. Anaknya cakep berkulit kuning, imut-imut, kuliah di Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta tingkat akhir … nah siapa yang berminat mau menjadikan menantu … silahkan hubungi sendiri ibu Yuni …

Eh ya, ada yang kelupaan, …. setelah membaca teks lagu nostalgia SMA, ternyata memang kata-kata tersebut cocok sekali karena dari angkatan kita aja sudah menghasilkan 3 pasang yang telah berikrar menjadi suami istri. ….
Tapi sayang, satu diantaranya sudah dipanggil Allah SWT yaitu teman kita Teguh Widodo, kita semua ikut prihatin.. berita itu begitu mengejutkan kita semua .. bagai halilintar di tengah hari yang terik,..... tetapi semua kehendak Allah SWT, dan ...
Segala kehendakNya adalah adil dan baik, hanya kita tidak mengerti akan rahasia yang tersembunyi dibalik peristiwa itu. Percayalah Kepada Allah SWT, serahkanlah segalanya kepada Allah SWT, .. segala kedukaan yang tampak ini adalah mimpi belaka seperti gelembung-gelembung sabun yang setiap saat akan meletus dan lenyap. (diambil dari catatan Bapak Soebiman).

Teman-teman yang sudah mendahului kita menghadap Sang Pencipta adalah Achmad, Paulus dan Arsena (Achpasena) yang meninggal waktu naik gunung, Mujiharto, Zulfikar, Bambang Sugeng dan Teguh Widodo, .. marilah kita mengheningkan cipta sejenak dan kita do’akan bersama semoga mereka Chusnul Chotimah dan mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT serta bagi yang ditinggalkan dapat tabah dan tawakal. Amin.

bersambung …………………………………………