Terima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi atas terselenggaranya Reuni Patbhe-1979 tahun 2009, terima kasih pula kepada teman-teman yang belum berkesempatan datang atas do'a kalian sehingga acara dapat berjalan dengan lancarBlog ini dimaksudkan sebagai sarana untuk "ngumpulne balung pisah" diantara alumni SMA 4Bhe Yogyakarta yang masuk tahun 1976 dan atau yang lulus tahun 1979

Sabtu, Desember 20, 2008

Reuni dan Gerakan Alumni Get Alumni

REUNI, arti bebasnya adalah berkumpulnya kembali suatu komunitas setelah sekian lama saling berpisah, baik karena tempat maupun waktu. Pengertian komunitas di sini bisa bermacam-macam, apalagi di jaman sekarang di mana penyebab terbentuknya komunitas itu ada seribu satu macam. Bisa dari keluarga, dunia pendidikan (sekolahan, perguruan tinggi, tempat kursus dan sebagainya) dan sebagainya.
Dorongan utama untuk melakukan reuni ada beberapa macam, diantaranya :
  1. Silaturrahmi : manusia pada dasarnya diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial untuk saling bergaul satu sama lain, saling berinteraksi, saling membantu, saling mengasihi dan lain sebagainya. Jadi, silaturrahmi merupakan kodrat hidup manusia. Keengganan melakukan silaturrahmi merupakan pengingkaran terhadap kodrat yang merupakan hukum ciptaan-Nya. Bahkan kepercayaan di dalam agama Islam menyebutkan bahwa, menjalin hubungan kekerabatan adalah wajib hukumnya dan memutuskannya merupakan dosa besar. Disamping itu, di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa silaturrahim dapat menambah rezeki dan memperpanjang umur. Alkisah pada suatu hari malaikat Izrail (pencabut nyawa) mendatangi Nabi Daud a.s, memberitahukan bahwa si Fulan 6 hari lagi akan dicabut nyawanya. Jam berganti jam, hari berganti hari, lewatlah deadline 6 hari yang disampaikan malaikat Izrail, tetapi si Fulan masih segar bugar. Perihal kejadian ini, bertanyalah Nabi Daud a.s kepada malaikat Izrail : "Mengapa si Fulan masih saja hidup terus, padahal engkau katakan beberapa hari lalu hidupnya tinggal 6 hari lagi. Sekarang 6 hari itu sudah berlalu, ada apa gerangan ini..??. Malaikat Izrail memberi penjelasan : "Sebenarnya aku sudah akan mencabut nyawa si Fulan tepat pada hari yang aku katakan itu. Tetapi kemudian Allah memerintahkanku untuk menunda dulu hal itu.....". Nabi Daud a.s bertanya lagi : "Mengapa demikian, ya Izrail". Jawab malaikat Izrail : "Sejak hal itu aku katakan kepadamu, si Fulan tampak rajin menyambung tali persaudaraan dengan sesama saudaranya yang sudah putus. Karena itu, Allah memberi tambahan umur selama 20 tahun kepadanya." (Nah...!!, masih pada ragu untuk bersilaturrahmi..?!)
  2. Nostalgia : di dalam sebuah kamus didefinisikan sebagai "A sentimental yearning to return to an earlier time remembered as happier or more pleasant, or a former place evoking happy memories; a longing to experience again a former happy time; as, a nostalgia for the brotherhood of the Woodstock music festival; a nostalgia for the comradeship of one's college friends". Dalam istilah sehari-hari, dapat diartikan dengan "kangen-kangenan", "menggugah kenangan lama", "melepas rasa rindu", dan sebagainya. Banyak orang mendambakan untuk ber-nostalgia, apalagi dengan kerabat atau teman lama, meskipun tidak semua cerita masa lalu itu merupakan kenangan manis.

Kadang kala di dalam sebuah reuni juga bisa muncul beberapa ekses negatip, diantaranya adalah sebagai ajang pamer kesuksesan/kemapanan hidup dan gengsi, ....entah itu diejawantahkan dengan cara berpakaian/berdandan, merk kendaraan yang digunakan, perhiasan yang gemerlapan, penampilan bergaya (maaf) 'norak' lainnya, dan sebagainya. Hal ini memang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, tapi dikurangi masih bisa dengan cara-cara tertentu.

Reuni perdana tanggal 3 Oktober 2008 yang baru lalu merupakan tahap awal untuk "ngumpulke balung pisah" warga patbhe-1979 yang 'tercecer' di seantero nusantara. Adalah kewajiban kita semua warga patbhe-1979 untuk menyambung kembali tali silaturrahmi yang sempat terputus sekian puluh tahun.

Dengan gerakan ALUMNI GET ALUMNI, diharapkan para alumni yang hadir pada reuni perdana, atau yang selama ini rajin mengikuti milis atau rajin buka blog patbhe-1979, dapat mencari/melacak keberadaan dan mengajak 2 rekan alumni yang selama ini "hilang dari peredaran" atau "kepaten obor" untuk bisa hadir pada reuni kedua yang Insya Allah akan diadakan pada moment Syawalan tahun 2009 mendatang.

Kamis, Desember 18, 2008

Motivasi : Bersyukurlah Pada Apa Saja


Kita wajib mensyukuri apapun yang terjadi pada diri kita. Bersyukur senantiasa menuntun kita untuk menyingkirkan sisi negatip dari hidup. Orang lain mungkin akan mengatakan bahwa kita tidak realistis dalam menyikapi apa yang mnimpa kita. Namun, sikap kita itu jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.

Bersyukur mendorong kita untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tidak ada yang bisa meringankan hidup kita selain sikap bersyukur. Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak pula kita akan menerima. Semakin banyak kita mengingkari, semakin berat beban yang dijejalkan kepada diri kita sendiri. Kebanyakan orang terpaku kepada kegagalan kemudian mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan kemudian mensyukurinya. Kita tidak akan pernah berhasil hanya dengan menggerutu, berkeluh kesah dan menyesali kegagalan yang menimpa. Kita berhasil karena kita berusaha dan menyerahkan serta menyandarkan sepenuhnya upaya kita kepada Sang Pencipta Dan Penguasa Semesta Alam. Kita harus melakukan usaha karena itu merupakan sisi positip dari hidup. Hanya dengan bersyukurlah sisi positip itu tampak di pandangan mata kita.


Minggu, Desember 14, 2008

Lagu Imagine Dari John Lennon

Theme song blog kita adalah Imagine yang dinyanyikan John Lennon, pentolan group The Beatles. Lagu ini muncul dalam albumnya yang terbit tahun 1971, dengan judul album Imagine juga.

Lagu ini diciptakan oleh Phil Spector, diedarkan sebagai sebuah terbitan tunggal pada tahun yang sama, dan mencapai tangga lagu ke-3 dalam Billboard (AS), dan ke-6 di Britania Raya.Pada 2004, majalah Rolling Stone memilih Imagine sebagai lagu ketiga terbaik sepanjang masa Bekas presiden AS Jimmy Carter mengatakan, "Di banyak negara di seluruh dunia — saya dan istri saya telah mengunjungi sekitar 125 negara — kita dapat mendengar lagu John Lennon Imagine dimainkan hampir sama seringnya dengan lagu kebangsaan".

Liriknya diduga diilhami oleh harapan-harapan Lennon akan dunia yang lebih damai, meskipun asal-usulnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Pada 1963 Lennon mengarang lirik lagu "I'll Get You" dengan kata-kata pembukaan, "Imagine I'm in love with you, it's easy cause I know" (Bayangkan aku jatuh cinta padamu, mudah bukan, karena aku tahu itu). Bait pertama lagu "Imagine" kelihatannya merupakan pengolahan kembali kata-kata ini. Namun refrain lagu Imagine mungkin sebagian diilhami oleh puisi Yoko Ono, sebagai reaksi terhadap masa kanak-kanaknya di Jepang di masa Perang Dunia II. Menurut The Guardian, versi-versi paling awal dari refrain lagu ini dapat ditemukan dalam buku Ono, Grapefruit (1965). Di situ ia menulis kata-kata seperti, "imagine a raindrop" (“bayangkan tetes hujan yang jatuh”) dan "imagine the clouds dripping" (“bayangkan awan-awan menetes”)

Yoko Ono mengatakan bahwa isi lirik dari "Imagine" adalah "persis apa yang John yakini — bahwa kita semua adalah satu negara, satu dunia, satu bangsa. Ia ingin menyebarkan pesan itu.

Imagine there's no Heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one

Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one

Terjemahan lagu Imagine kurang lebih seperti ini :

Bayangkan tiada surga
Mudah jika kau coba
Tiada neraka di bawah kita
Di atas kita hanya angkasa
Bayangkan semua manusia
Hidup untuk hari ini saja...
Bayangkan tiada negara
Tak sukar untuk dilakukan
Tak perlu membunuh atau terbunuh
Dan juga tiada agama…
Mungkin kau sebut aku pemimpi
Tetapi aku bukan satu-satunya
Kuharap suatu hari kau bergabung dengan kami
Dan dunia akan menjadi satu



Minggu, Desember 07, 2008

Pelajaran Berharga Dari Idul Qurban

Berkurban tidaklah semata-mata menyembelih hewan pada waktu ‘Iedul Qurban, walaupun kata qurban secara bahasa adalah hewan yang disembelih waktu Adha --sedangkan menurut istilah : qurban ialah hewan yang dikhususkan pada waktu yang dikhususkan dan syarat-syarat yang dikhususkan pula dengan niatan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah)-- tetapi di balik itu semua tersimpan sesuatu yang berharga yang keabsahan kurbannya tergantung padanya, bahkan ia sebagai syarat bagi ibadah-ibadah lainnya. Pelajaran berharga itu adalah tauhid, ikhlas semata untuk Allah.

Ketahuilah bahwa kedudukan tauhid dalam ibadah kedudukan wudlu di dalam shalat, yang tidak sah shalat seseorang jika tidak memiliki wudlu, demikian pula tidak sah ibadah seseorang kecuali dengan tauhid. Perhatikanlah ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al Kautsar : 2)

Allah memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam agar menjadikan shalatnya dan sembelihannya ikhlas untuk Allah saja, tidak ada serikat bagi-Nya (lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/600). Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman :

Katakanlah : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An’am : 162-163)

Menyembelih hewan kurban adalah salah satu syiar Islam terbesar di mana pada hari itu adalah hari kemenangannya ahli tauhid yang Allah perintahkan agar mereka menyelisihi kaum musyrikin dalam peribadahannya dan penyembelihannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

”Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan doanya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari memperhatikan doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al Ahqaf : 5-6)

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman :

Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menyeru mereka seraya berkata : “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?” Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka : “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu, kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami.” Dikatakan (kepada mereka) : “Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu.” Lalu mereka menyerunya maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka dan mereka melihat adzab, (mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. (QS. Al Qashash : 62-64)

Perintah berkurban adalah perintah yang disyariatkan oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman :

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al Hajj : 34)

Ia juga sebagai sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang sangat ditekankan. Cukuplah yang demikian itu ditunjukkan dengan firman Allah :

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” (QS. An Nisa’ : 80)

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.” (QS. An Nahl : 44)

Kemudian dalam berkurban, syiar yang paling besar yang terkandung di dalamnya ialah bahwa ia sebagai millah (ajaran/agama) Ibrahim yang kita diperintahkan untuk mengikutinya. Allah berfirman :

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). (Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. An Nahl : 120-123)

Demikian jelaslah bagi siapa saja yang mengetahui dan memperhatikan ayat-ayat ini bahwa millahnya Nabi Ibrahim adalah millah hanifiyah yakni satu ajaran yang dibangun di atas landasan tauhid dan berpaling dari kesyirikan, beribadah hanya kepada Allah saja, dan mengikhlaskan agama untuk-Nya. Hingga dengan ini beliau dijuluki sebagai seorang imam. Oleh karena itu syiar yang besar dan pelajaran yang berharga dari ‘Iedul Qurban adalah tauhid. Yang dituntut seluruh kaum Muslimin untuk menancapkan akidah tauhid ini dalam jiwanya dan beramal dengan tuntunan-tuntunan kalimat tauhid laa ilaaha illallah tersebut. Karena itu kewajiban yang pertama dan terakhir dalam Islam.

Ingatlah! Ketika Nabi Ibrahim berkata kepada bapaknya : “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaithan, sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka kamu menjadi kawan bagi syaithan.” (QS. Maryam : 42-45)

Demikianlah tauhid dan dakwah kepada tauhid menjadi syiar dan inti dakwahnya Nabi Ibrahim dan Nabi setelah Rrasul-Rasul lainnya.

Nabi Nuh ‘Alaihis Salam sebagai Rasul yang pertama diutus, beliau berkata kepada kaumnya : “Sesungguhnya aku akan memberi peringatan yang nyata bagi kamu agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa adzab pada hari yang sangat menyedihkan.” (QS. Hud : 25-26)

Nabi Hud ‘Alaihis Salam berkata kepada kaumnya (Aad) : “Hai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.” (QS. Hud : 50)

Nabi Shalih ‘Alaihis Salam berkata kepada kaumnya (Tsamud) : “Hai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.” (QS. Hud : 61)

Nabi Syuaib ‘Alaihis Salam berkata kepada kaumnya (Madyan) : “Hai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.” (QS. Hud : 74)

Begitu juga dengan Nabi kita, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyeru kepada kita tauhid dan melarang dari berbuat syirik : “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudlarat kepadamu selain Allah. Sebab jika kamu berbuat yang demikian itu maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang dhalim.” (QS. Yunus : 106)

Allah telah memperjelas lagi dalam ayat yang lain tentang tugas yang diemban oleh para Rasul :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : “Sembahlah Allah saja dan jauhilah taghut!” (QS. An Nahl : 36)

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku. Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al Anbiya’ : 25)

Setelah kita mengetahui bahwa pelajaran yang berharga dari ‘Iedul Qurban adalah tauhid, millah-nya Nabi Ibrahim, satu hal lagi yang juga pelajaran penting bagi kita ialah kesabaran serta keteguhan hati Nabi Ibrahim dalam mendakwahkan dan membela akidah tauhid. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya telah ada suri tauladan bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka : “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari kekafiranmu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya : “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah.” Ibrahim berkata : “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al Mumtahanah : 4)

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Mumtahanah : 6)

Sungguh besar anugerah yang Allah berikan kepada kita berupa petunjuk agama yang lurus. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk mengabarkan nikmat yang Allah berikan padanya dari hidayah shirathal mustaqim millatu Ibrahim :

Katakanlah : “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, yaitu agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Al An’am : 161)Bukan hanya itu saja, tetapi Allah juga memuliakan para pengikut millahnya Ibrahim dan menghinakan orang-orang yang membencinya. Allah berfirman :

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya : “Tunduklah, patuhlah.” Ibrahim menjawab : “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al Baqarah : 130-131)Dengan keistimewaan ‘Iedul Qurban ini hendaknya kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan ketakwaan. Allah berfirman :

“Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridlaan Allah, tetapi ketakwaan darimulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayahnya kepada kamu. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Hajj : 37)

Dan semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang menjunjung tinggi syiar-syiar Allah. “Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj : 32)

Di samping itu, semoga kita juga orang-orang yang senantiasa mengamalkan firman Allah : “Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya maka hendaklah beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan-Nya dalam beribadah kepada-Nya dengan sesuatu apapun.”

Wal ‘Ilmu ‘Indallah.
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

(Dikutip dari Buletin Al Wala’ Wal Bara’, dengan judul asli "Pelajaran Berharga Dari ‘Iedul Qurban", ditulis oleh Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsari, dari Syarhul Mumti’ 7/455 karya Ibnu Utsaimin rahimahullah)

Beginilah Kami Menjaga Persahabatan

Oleh : Subarjono
Yogyakarta, 6 Desember 2008

Sepertinya diantara kami seolah-olah tidak ada kata bosan untuk terus menjaga tali silaturrahim antara satu dengan yang lain. Buktinya....??, tidak ada satu event-pun yang dilewatkan ketika kesempatan saling ketemu itu ada, sekalipun waktu tersedia cuma 1 jam. Selain dari itu...., seolah-olah tidak ada celah sekecil apapun yang memisahkan hubungan pertemanan kami meskipun strata sosialnya sangat beragam, mulai dari dirjen (Direktur Jenderal) sampai dirjen (di rumah saja enaakk..!!), dari dirut (Direktur Utama) sampai dirut (dadi ahli urut), dari notaris (tukang bikin akte de..el..el) sampai notaris (not a real businessman), dari dosen (tukang ngajarin dan ngerjain mahasiswa) sampai dosen (ditagih orang sampai bosen).

Hari Rabu tanggal 26 Nopember 2008, teman kita Basuki datang ke Yogya dalam suatu acara kunjungan dinas. Sebagai pejabat tinggi pemerintah, sudah pasti waktunya tidak banyak dan semua gerakan dan tetek-bengek lainnya diatur oleh petugas protokoler (emangnya enak apa jadi pejabat tinggi ?,..kalau mau makan di kaki lima perlu mikir 1000x dulu ya..). Namun toh tetap berusaha untuk bisa ketemu teman-teman meskipun cuma 1 jam di sebuah tempat di kawasan bandara Adisucipto.Di tempat itu, Basuki ketemuan sama Pratiwi, Wahyuni, Luci (ketiganya adalah mantan anggota senior “geng motor” INTIYUCITA minus Indriyati dan Prima Evita), Dyah Probowati (pernah ditolak menjadi anggota INTIYUCITA, he..he..he..katanya karena alasan warna kulit....., nasibnya kurang lebih sama dengan Samuel Eto’o, pemain Barcelona asal Kamerun), Elza Ismail (kalau jaman dulu ada kontes ala Indonesia Idol, AFI atau KDI,...barangkali Elza bisa jadi nominator, kalau hanya Mama Mia, itu ajangnya kontes nyanyi fals, katanya sudah bukan level-nya), Priyo Tamtomo (sudah berjenis kelamin pria..., tamtama lagi pangkatnya !!), dan Tomeng (saking seringnya dipaggil dengan nama panggilannya, banyak yang lupa nama aslinya…kalau di Jawa Timur singakatan dari tolah-toleh menga-mengo). Seperti biasa...., selalu saja ada cara untuk membangun keakraban diantara kami. Apalagi teman-teman yang ikut dalam pertemuan itu sebagian besar berkaliber tukang guyon dan semacamnya, termasuk Basuki tentunya....!! Cerita selanjutnya pasti isinya ger-geran, apalagi di situ ada Elza ahli pembuat ramuan obat masuk angin berbahan dasar santan. Pokoknya, semua tidak merasa kalau mereka itu usianya sudah hampir kepala 5,…..guyonan khas ala SMA menjadi santapan pertemuan itu, walaupun level-nya agak advanced.

Hari Rabu tanggal 3 Desember 2008, saya alias Barjono (Pak Lurah merangkap juru kunci blog dan milis, domisili di Jakarta) memulai melakukan perjalanan dinas safarinya di Surabaya-Mojokerto-Malang, Yogyakarta, dan diakhiri di Semarang tanggal 6 Desember 2008. Pada hari yang sama pula, Kananto (domisili di Jakarta) juga ke Yogyakarta, di antaranya mau bikin acara tahlilan meninggalnya sang istri, di rumah ortu Kananto di daerah Banteng Utara. Sehari kemudian, Danny Farlas (domisili Surabaya, kerja di pabrik setrum alias PLN) juga mau ke Yogya dalam rangka punya gawe mantu sekaligus melihat anaknya yang lagi kuliah di Yogya. Jadi, dalam waktu bersamaan ada 3 anggota Patbhe-1979 yang menuju Yogyakarta.

Kalau melihat sebaran alumni Patbhe-1979, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa homebase Patbhe-1979 ada di Yogyakarta dan Jakarta. Di kedua kota itulah alumni Patbhe-1979 paling banyak jumlahnya.
Seperti biasanya, rencana kedatangan kami bertiga ke Yogyakarta diinformasikan ke penjaga homebase Yogyakarta, yaitu Bu Lurah Wahyuni dan Wakile Bu Lurah Dyah Probowati. Dua perempuan perkasa ini (bisa ngangkat barbel pirang kilo yo…?) termasuk yang paling rajin ngurusi alumni, di samping teman-teman lain yang berdomisili di Yogya.

Seperti kata saya di atas, tidak ada satu event-pun yang terlewatkan di antara kami. Saya datang di Bandara Juanda Rabu siang, 3 Desember 2008, sekitar jam 12.00, rencananya langsung ke sebuah proyek rehabilitasi Sungai Brantas di daerah Mojokerto. Danny Farlas, yang tidak pernah ketemu lagi sejak lulus SMA hampir 30 tahun yang lalu, mbela-belain datang ke Bandara Juanda hanya untuk ketemu saya walau cuma 10 menit karena saya harus bablas ke Mojokerto. Begitu pula dengan Danny Farlas ketika di Yogya, Kamis sore, 4 Desember 2008, sampai Yogya langsung ketemuan sama Bu Lurah Wahyuni yang juga sudah hampir 30 tahun tidak ketemu, ditemani Dyah Probowati dan Toni Rifiyanto (tukang insinyur pertanian ini profesinya sudah tidak pegang cangkul lagi). Malam itu juga mereka langsung ke rumah (ortu) Kananto untuk bertakziyah karena tidak bisa hadir pada pemakaman istri Kananto pada hari Minggu 27 Nopember 2008 di Jakarta.

(ki-ka : Dyah, Kananto, Danny, Toni, Yuni). He...he...he.. Kananto mirip anak yang baru sunatan ya...

Di rumah Kananto mereka ketemu dengan Priyo Tamtomo, alumni yang berdomisili di Yogya. Pada saat mereka di rumah (ortu) Kananto, saya sedang on the way ke Yogya, kira-kira sampai di daerah sebelum Prambanan kalau dari arah Solo. Saya sampai di Yogya jam 22.00, langsung dijemput oleh Wahyuni, Dyah, Toni dan Danny, yang setelah selesai takziyah mereka langsung ke hotel tempat saya menginap. Malam itu juga, setelah menempuh perjalanan Surabaya-Malang-Yogya selama 12 jam, saya dan teman-teman langsung menuju sebuah warung di daerah Jl.Veteran untuk makan malam sambil berbincang-bincang, obrolan khas antar teman yang sudah lama tidak ketemu. Apakah saya merasa kecapekan malam itu…??, normalnya iya, … tapi ini ora je. Setelah itu, obrolan dilanjutkan di rumah Yuni sampai kira-kira jam 01.00. Malam itu juga sudah dirancang ketemuan untuk besok Jum’at siang ba’da shalat Jum’at, beberapa teman lagi rencananya akan bergabung (Elza, Kananto, Rio dan Fita).


Hari Jum’at, 5 Desember 2008, saya dan Danny ke rumah Wahyuni, kami Jum’atan di sebuah masjid depan rumah Wahyuni. Setelah itu, kami bertiga jemput Dyah di UPN Babarsari, terus menuju rumah Kananto, di sana Elza sudah menunggu. Kami ber-enam (Barjono, Wahyuni, Dyah, Danny, Kananto dan Elza) menuju ke sebuah warung dengan suasana sawah view di kawasan Banteng Utara.

(ki-ka : Yuni, Elza, Rio, Danny, Dyah, Barjono, Kananto)

Sebenarnya bukan acara makannya yang kita utamakan (di usia yang sudah mendekati kepala 5 ini, urusan makan enak sudah bukan prioritas lagi), tapi persahabatannya yang ingin kami bangun. Tidak terasa selama kira-kira 2,5 jam kami berbincang-bincang, bercanda, garap-garapan dan ada saja polah Kananto bikin kita semua ketawa. Elza lagi…..., bu dosen satu ini, di usianya yang mendekati kepala 5 tapi masih tetap cantik, masih seperti yang dulu,....seneng guyon. Bahkan organ tubuh dari ujung kepala sampai ujung kakipun bisa dibikin guyonan sama bu dosen cantik ini. Dyah dan Wahyuni juga nggak mau diam, cerita-cerita sing nyrempet-nyrempet bahaya dikeluarkan semua. Guyonan berkualifikasi AO dari Elza dan Wahyuni bikin kami ketawa, ada juga yang bikin tersipu-sipu. Menjelang selesai, Rio Kustianto, notaris beken dan salah satu pentolan Patbhe-1979 di Yogya ikut bergabung. Suasana tambah meriah lagi dan pertemuan berakhir setengah jam kemudian, kami kembali ke rumah masing.

Seolah-olah siang itu masih belum cukup bagi kami untuk ketemuan, malamnya kami sepakat ketemuan lagi di Happy Puppy, sebuah karaoke house di kawasan ring-road utara. Sementara menunggu kesiapan teman-teman untuk dijemput satu per satu, saya, Wahyuni dan Danny sempat makan malam di bakmi Kadin, salah satu kuliner andalan kota Yogya. Setelah semuanya kumpul, kita sama-sama meluncur ke tempat yang sudah disepakati. Ber-enam (Wahyuni, Dyah, Kananto, Barjono, Toni dan Elza) kami menyanyikan lagu-lagu nostalgia maupun lagu-lagu kontemporer.


(Kananto in action...fals sedikit ga' apa-apa Kan..!!)

Kelihatan sekali sebagai the real singer malam itu adalah Elza (seandainya ada produser yang tahu, pasti sudah disuruh audisi ya Za…..??), lha yang lainnya….?? Ya kalau sebagai penyanyi level kamar mandi atau RT-RW masih masuk lah..!!. Ketika Elza menyanyikan lagu-lagu berirama cha-cha atau jenis lainnya yang temponya cepat dan fun, Kananto, Toni, Dyah dan Yuni seolah-olah jadi nggak betah duduk di tempatnya. Yah…, walaupun gerakannya sudah nggak karuan, mereka coba untuk sekedar menggerakkan tubuhnya mengikuti irama lagu yang dinyanyikan Elza (‘ma kasih ya Za,…sudah bikin teman-teman munyer-munyer). Malam itu 2 jam lamanya kami nyanyi bareng, rasa-rasanya kembali muda lagi (kaleee….!!!). Akhirnya pertemuan malam itu diakhiri dengan makan (tengah) malam di gudeg pawon, sebuah tempat makan yang sangat sederhana tapi favorit, bahkan sudah pernah masuk dalam acara wisata kulinernya Mas Bondan ‘mak nyuss’.

Hari Sabtu pagi, 6 Desember 2008, saya dan Danny pamitan Bu Lurah Wahyuni di Puri Artha (Wahyuni lagi mengikuti sebuah seminar kecil), saya menuju Semarang dan Danny menuju Wonosobo, tapi kami sama-sama satu kendaraan untuk kemudian pisah di Secang. Sementara itu Kananto masih ada di Yogya sampai hari Selasa, 9 Desember 2008.