Terima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi atas terselenggaranya Reuni Patbhe-1979 tahun 2009, terima kasih pula kepada teman-teman yang belum berkesempatan datang atas do'a kalian sehingga acara dapat berjalan dengan lancarBlog ini dimaksudkan sebagai sarana untuk "ngumpulne balung pisah" diantara alumni SMA 4Bhe Yogyakarta yang masuk tahun 1976 dan atau yang lulus tahun 1979

Minggu, Desember 07, 2008

Beginilah Kami Menjaga Persahabatan

Oleh : Subarjono
Yogyakarta, 6 Desember 2008

Sepertinya diantara kami seolah-olah tidak ada kata bosan untuk terus menjaga tali silaturrahim antara satu dengan yang lain. Buktinya....??, tidak ada satu event-pun yang dilewatkan ketika kesempatan saling ketemu itu ada, sekalipun waktu tersedia cuma 1 jam. Selain dari itu...., seolah-olah tidak ada celah sekecil apapun yang memisahkan hubungan pertemanan kami meskipun strata sosialnya sangat beragam, mulai dari dirjen (Direktur Jenderal) sampai dirjen (di rumah saja enaakk..!!), dari dirut (Direktur Utama) sampai dirut (dadi ahli urut), dari notaris (tukang bikin akte de..el..el) sampai notaris (not a real businessman), dari dosen (tukang ngajarin dan ngerjain mahasiswa) sampai dosen (ditagih orang sampai bosen).

Hari Rabu tanggal 26 Nopember 2008, teman kita Basuki datang ke Yogya dalam suatu acara kunjungan dinas. Sebagai pejabat tinggi pemerintah, sudah pasti waktunya tidak banyak dan semua gerakan dan tetek-bengek lainnya diatur oleh petugas protokoler (emangnya enak apa jadi pejabat tinggi ?,..kalau mau makan di kaki lima perlu mikir 1000x dulu ya..). Namun toh tetap berusaha untuk bisa ketemu teman-teman meskipun cuma 1 jam di sebuah tempat di kawasan bandara Adisucipto.Di tempat itu, Basuki ketemuan sama Pratiwi, Wahyuni, Luci (ketiganya adalah mantan anggota senior “geng motor” INTIYUCITA minus Indriyati dan Prima Evita), Dyah Probowati (pernah ditolak menjadi anggota INTIYUCITA, he..he..he..katanya karena alasan warna kulit....., nasibnya kurang lebih sama dengan Samuel Eto’o, pemain Barcelona asal Kamerun), Elza Ismail (kalau jaman dulu ada kontes ala Indonesia Idol, AFI atau KDI,...barangkali Elza bisa jadi nominator, kalau hanya Mama Mia, itu ajangnya kontes nyanyi fals, katanya sudah bukan level-nya), Priyo Tamtomo (sudah berjenis kelamin pria..., tamtama lagi pangkatnya !!), dan Tomeng (saking seringnya dipaggil dengan nama panggilannya, banyak yang lupa nama aslinya…kalau di Jawa Timur singakatan dari tolah-toleh menga-mengo). Seperti biasa...., selalu saja ada cara untuk membangun keakraban diantara kami. Apalagi teman-teman yang ikut dalam pertemuan itu sebagian besar berkaliber tukang guyon dan semacamnya, termasuk Basuki tentunya....!! Cerita selanjutnya pasti isinya ger-geran, apalagi di situ ada Elza ahli pembuat ramuan obat masuk angin berbahan dasar santan. Pokoknya, semua tidak merasa kalau mereka itu usianya sudah hampir kepala 5,…..guyonan khas ala SMA menjadi santapan pertemuan itu, walaupun level-nya agak advanced.

Hari Rabu tanggal 3 Desember 2008, saya alias Barjono (Pak Lurah merangkap juru kunci blog dan milis, domisili di Jakarta) memulai melakukan perjalanan dinas safarinya di Surabaya-Mojokerto-Malang, Yogyakarta, dan diakhiri di Semarang tanggal 6 Desember 2008. Pada hari yang sama pula, Kananto (domisili di Jakarta) juga ke Yogyakarta, di antaranya mau bikin acara tahlilan meninggalnya sang istri, di rumah ortu Kananto di daerah Banteng Utara. Sehari kemudian, Danny Farlas (domisili Surabaya, kerja di pabrik setrum alias PLN) juga mau ke Yogya dalam rangka punya gawe mantu sekaligus melihat anaknya yang lagi kuliah di Yogya. Jadi, dalam waktu bersamaan ada 3 anggota Patbhe-1979 yang menuju Yogyakarta.

Kalau melihat sebaran alumni Patbhe-1979, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa homebase Patbhe-1979 ada di Yogyakarta dan Jakarta. Di kedua kota itulah alumni Patbhe-1979 paling banyak jumlahnya.
Seperti biasanya, rencana kedatangan kami bertiga ke Yogyakarta diinformasikan ke penjaga homebase Yogyakarta, yaitu Bu Lurah Wahyuni dan Wakile Bu Lurah Dyah Probowati. Dua perempuan perkasa ini (bisa ngangkat barbel pirang kilo yo…?) termasuk yang paling rajin ngurusi alumni, di samping teman-teman lain yang berdomisili di Yogya.

Seperti kata saya di atas, tidak ada satu event-pun yang terlewatkan di antara kami. Saya datang di Bandara Juanda Rabu siang, 3 Desember 2008, sekitar jam 12.00, rencananya langsung ke sebuah proyek rehabilitasi Sungai Brantas di daerah Mojokerto. Danny Farlas, yang tidak pernah ketemu lagi sejak lulus SMA hampir 30 tahun yang lalu, mbela-belain datang ke Bandara Juanda hanya untuk ketemu saya walau cuma 10 menit karena saya harus bablas ke Mojokerto. Begitu pula dengan Danny Farlas ketika di Yogya, Kamis sore, 4 Desember 2008, sampai Yogya langsung ketemuan sama Bu Lurah Wahyuni yang juga sudah hampir 30 tahun tidak ketemu, ditemani Dyah Probowati dan Toni Rifiyanto (tukang insinyur pertanian ini profesinya sudah tidak pegang cangkul lagi). Malam itu juga mereka langsung ke rumah (ortu) Kananto untuk bertakziyah karena tidak bisa hadir pada pemakaman istri Kananto pada hari Minggu 27 Nopember 2008 di Jakarta.

(ki-ka : Dyah, Kananto, Danny, Toni, Yuni). He...he...he.. Kananto mirip anak yang baru sunatan ya...

Di rumah Kananto mereka ketemu dengan Priyo Tamtomo, alumni yang berdomisili di Yogya. Pada saat mereka di rumah (ortu) Kananto, saya sedang on the way ke Yogya, kira-kira sampai di daerah sebelum Prambanan kalau dari arah Solo. Saya sampai di Yogya jam 22.00, langsung dijemput oleh Wahyuni, Dyah, Toni dan Danny, yang setelah selesai takziyah mereka langsung ke hotel tempat saya menginap. Malam itu juga, setelah menempuh perjalanan Surabaya-Malang-Yogya selama 12 jam, saya dan teman-teman langsung menuju sebuah warung di daerah Jl.Veteran untuk makan malam sambil berbincang-bincang, obrolan khas antar teman yang sudah lama tidak ketemu. Apakah saya merasa kecapekan malam itu…??, normalnya iya, … tapi ini ora je. Setelah itu, obrolan dilanjutkan di rumah Yuni sampai kira-kira jam 01.00. Malam itu juga sudah dirancang ketemuan untuk besok Jum’at siang ba’da shalat Jum’at, beberapa teman lagi rencananya akan bergabung (Elza, Kananto, Rio dan Fita).


Hari Jum’at, 5 Desember 2008, saya dan Danny ke rumah Wahyuni, kami Jum’atan di sebuah masjid depan rumah Wahyuni. Setelah itu, kami bertiga jemput Dyah di UPN Babarsari, terus menuju rumah Kananto, di sana Elza sudah menunggu. Kami ber-enam (Barjono, Wahyuni, Dyah, Danny, Kananto dan Elza) menuju ke sebuah warung dengan suasana sawah view di kawasan Banteng Utara.

(ki-ka : Yuni, Elza, Rio, Danny, Dyah, Barjono, Kananto)

Sebenarnya bukan acara makannya yang kita utamakan (di usia yang sudah mendekati kepala 5 ini, urusan makan enak sudah bukan prioritas lagi), tapi persahabatannya yang ingin kami bangun. Tidak terasa selama kira-kira 2,5 jam kami berbincang-bincang, bercanda, garap-garapan dan ada saja polah Kananto bikin kita semua ketawa. Elza lagi…..., bu dosen satu ini, di usianya yang mendekati kepala 5 tapi masih tetap cantik, masih seperti yang dulu,....seneng guyon. Bahkan organ tubuh dari ujung kepala sampai ujung kakipun bisa dibikin guyonan sama bu dosen cantik ini. Dyah dan Wahyuni juga nggak mau diam, cerita-cerita sing nyrempet-nyrempet bahaya dikeluarkan semua. Guyonan berkualifikasi AO dari Elza dan Wahyuni bikin kami ketawa, ada juga yang bikin tersipu-sipu. Menjelang selesai, Rio Kustianto, notaris beken dan salah satu pentolan Patbhe-1979 di Yogya ikut bergabung. Suasana tambah meriah lagi dan pertemuan berakhir setengah jam kemudian, kami kembali ke rumah masing.

Seolah-olah siang itu masih belum cukup bagi kami untuk ketemuan, malamnya kami sepakat ketemuan lagi di Happy Puppy, sebuah karaoke house di kawasan ring-road utara. Sementara menunggu kesiapan teman-teman untuk dijemput satu per satu, saya, Wahyuni dan Danny sempat makan malam di bakmi Kadin, salah satu kuliner andalan kota Yogya. Setelah semuanya kumpul, kita sama-sama meluncur ke tempat yang sudah disepakati. Ber-enam (Wahyuni, Dyah, Kananto, Barjono, Toni dan Elza) kami menyanyikan lagu-lagu nostalgia maupun lagu-lagu kontemporer.


(Kananto in action...fals sedikit ga' apa-apa Kan..!!)

Kelihatan sekali sebagai the real singer malam itu adalah Elza (seandainya ada produser yang tahu, pasti sudah disuruh audisi ya Za…..??), lha yang lainnya….?? Ya kalau sebagai penyanyi level kamar mandi atau RT-RW masih masuk lah..!!. Ketika Elza menyanyikan lagu-lagu berirama cha-cha atau jenis lainnya yang temponya cepat dan fun, Kananto, Toni, Dyah dan Yuni seolah-olah jadi nggak betah duduk di tempatnya. Yah…, walaupun gerakannya sudah nggak karuan, mereka coba untuk sekedar menggerakkan tubuhnya mengikuti irama lagu yang dinyanyikan Elza (‘ma kasih ya Za,…sudah bikin teman-teman munyer-munyer). Malam itu 2 jam lamanya kami nyanyi bareng, rasa-rasanya kembali muda lagi (kaleee….!!!). Akhirnya pertemuan malam itu diakhiri dengan makan (tengah) malam di gudeg pawon, sebuah tempat makan yang sangat sederhana tapi favorit, bahkan sudah pernah masuk dalam acara wisata kulinernya Mas Bondan ‘mak nyuss’.

Hari Sabtu pagi, 6 Desember 2008, saya dan Danny pamitan Bu Lurah Wahyuni di Puri Artha (Wahyuni lagi mengikuti sebuah seminar kecil), saya menuju Semarang dan Danny menuju Wonosobo, tapi kami sama-sama satu kendaraan untuk kemudian pisah di Secang. Sementara itu Kananto masih ada di Yogya sampai hari Selasa, 9 Desember 2008.


Tidak ada komentar: